Minggu, 13 November 2011

Buaya Jadi Budaya

0 komentar
Seorang sahabat bercerita dengan semangatnya, saat saya menayakan tentang buaya. Dia terus berujar, tanpa ada jeda dengan logat Betawi. "Memang kenapa, harus buaya?" Menurut cerita yang beredar secara turun-temurun dan telah menjadi kebudayaan Betawi.

Bahwa, buaya merupakan binatang yang setiap pada pasangan, dari kesetiaanya tersebut yang diharapkan agar dalam perkawinan cukup sekali dalam seumur hidup, dan pasangan suami-istri agar selalu setia terhadap pasanganya.

Sedangkan untuk binatang lain, tak ada setia buaya. Maka atas dasar tersebut, buaya telah menjadi simbol dari kesetiaan masyarakat betawi. Dan mereka menduplikat buaya dalam bentuk roti, maka orang-orang Betawi terkesan mengharuskan roti buaya terdapat dalam pernikahan, lihat saja setiap acara pernikahan yang mengikuti adat betawi.

Kamis, 03 November 2011

Malam Pertama III

0 komentar

Si Bejo belum jua mendapatkan keputusan, setiap lembaran kertas yang didapatkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda-beda tiap lembarnya. Ia lanjutkan kakinya melangkah entah kemana, dan secara tiba-tiba di temui sebuah ruangan di mana ia akan bertanding.

Ia tatap lama-lama, semakin lama dan hingga beberapa jam lamanya, sambil ia membayangkan . Dan tanpa disadarinya, ia pun terlelap pulas, benar-benar pulas, dan bisa dikatakan sangat pulas. hal tersebut terlihat dari suara yang ke luar darinya.

keesokan harinya, orang-orang mulai ramai mencari-carinya, terdapat seorang perempuan yang memanggil orang-orang, perempuan itu memanggil-manggil hingga keras-keras, dan begitu keras hingga seisi rumah terkaget-kaget.

Maka setiap orang yang memiliki nama yang disebutkan oleh sang perempuan itu berlarian menghampiri pemilik dari suara tersebut, dan setelah terpanggilkan semua............... bersambung